Pemburu fosil dari Amerika Serikat telah menemukan pohon tertua di dunia. Pohon jenis palem-paleman itu disebut Wattieza, yang diperkirakan hidup 380 juta tahun lalu. Penemuan yang dipublikasikan di Jurnal Nature edisi kemarin ini memberikan gambaran bagaimana hutan menghijaukan permukaan bumi.
Pada June 2004, Linda VanAller Hernick dan Frank Mannolini dan Museum Negeri New York menemukan mahkota sebuah pohon besar di sebuah tambang batu pasir, 16 kilometer dari Gilboa, di New York. Kawasan itu terkenal sebagai tempat yang kaya dengan fosil tumbuhan dan artropoda.
Berpacu dengan waktu-karena tempat penambangan itu terus digali untuk membuat jalan-Hernick dan Mannolini akhirnya berhasil menemukan fragmen-fragmen batang pohon Wattieza. Mereka menyusunnya bak sebuah puzzle, sampai sepanjang delapan meter.
Kulit batang pohon itu seperti batang palem. Pada bagian atas, berkas daunnya menyebar, sebuah cara yang membuat pohon itu bisa tumbuh vertikal, menyempil dari kanopi hutan dan meraih sinar matahari.
Wattieza diperkirakan berasal dari masa pertengahan Devonian atau antara 397 sampai 385 juta tahun lalu. Zaman ini disebut masa inkubator bagi tanaman darat, sebab tumbuhan mengembangkan semua strategi reproduksi dan masa ini pulalah lahir pelopor daun yang bisa berfotosintesa.
Ketika spesimen Wattieza yang didapatkan Hernick dan Mannolini itu hidup, mereka tumbuh di kawasan yang juga didiami artropoda kecil, serangga, laba-laba, dan jenis-jenis Crustacea.
Paleontolog Ed Landing mengatakan pohon itu hidup 140 juta tahun sebelum dinosaurus. "Saat itu tak ada binatang terbang, reptil, dan amfibi."
Fosil itu adalah bukti padat yang pertama yang memperlihatkan bentuk lengkap pohon kuno dan bisa menjelaskan bagaimana hutan mendominasi dunia.
Sampai saat ini bukti pohon tertua adalah Archaeopteris, yang diperkirakan tumbuh pada akhir masa Devonian, sekitar 385 sampai 359 juta tahun lalu.
Berpacu dengan waktu-karena tempat penambangan itu terus digali untuk membuat jalan-Hernick dan Mannolini akhirnya berhasil menemukan fragmen-fragmen batang pohon Wattieza. Mereka menyusunnya bak sebuah puzzle, sampai sepanjang delapan meter.
Kulit batang pohon itu seperti batang palem. Pada bagian atas, berkas daunnya menyebar, sebuah cara yang membuat pohon itu bisa tumbuh vertikal, menyempil dari kanopi hutan dan meraih sinar matahari.
Wattieza diperkirakan berasal dari masa pertengahan Devonian atau antara 397 sampai 385 juta tahun lalu. Zaman ini disebut masa inkubator bagi tanaman darat, sebab tumbuhan mengembangkan semua strategi reproduksi dan masa ini pulalah lahir pelopor daun yang bisa berfotosintesa.
Ketika spesimen Wattieza yang didapatkan Hernick dan Mannolini itu hidup, mereka tumbuh di kawasan yang juga didiami artropoda kecil, serangga, laba-laba, dan jenis-jenis Crustacea.
Paleontolog Ed Landing mengatakan pohon itu hidup 140 juta tahun sebelum dinosaurus. "Saat itu tak ada binatang terbang, reptil, dan amfibi."
Fosil itu adalah bukti padat yang pertama yang memperlihatkan bentuk lengkap pohon kuno dan bisa menjelaskan bagaimana hutan mendominasi dunia.
Sampai saat ini bukti pohon tertua adalah Archaeopteris, yang diperkirakan tumbuh pada akhir masa Devonian, sekitar 385 sampai 359 juta tahun lalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar