Tahun 1968-an saya masih duduk di bangku SMP ketika suatu siang bapak yang masih aktip di Brimob, dibantu oom-oom Brimob, sebutan saya untuk menyebut anggota yunior, pada menggotong kotak seukuran peti mati berwarna hijau. Hanya kotak dengan kayu yang nampak uratnya lonjong-lonjong bak kayu jati ini memiliki paku yang berbeda, yaitu paku ini memiliki draad (ulir). Malamnya kotak dibuka, isinya beberapa buah senjata api laras panjang masih baru. Jelas bukan senjata kino ala karabijn (carbine), LE, mauser tapi khas dengan magazin yang melengkung. "Ini jenis AK-47, hanya dipakai oleh militer elit, seperti Brimob atau pasukan komandonya (Pelopor)". Kata bapak. Cuma mengapa bernama AK beliau menjelaskan sebagai nama pembuatnya. Di samping AK sebetulnya ada senjata otomatis lain yaitu RPD yang magazinnya bulat.
Saya sangat bersemangat kebagian membersihkan senjata "elit" magazin melengkung ini - apalagi biasanya bapak memberi kesempatan saya untuk berlatih menggunakan senjata ini.
Keesokan harinya memang saya diajak ke lapangan tembak di kawasan Palembang. Berdua kami memang berniat uji coba senjata tersebut. Kegembiraan dan rasa ingin tahu bocah berubah menjadi kuping yang "hampir tuli" karena suara ledakannya, kedua bagian dada saya terasa sakit karena sentakan senjata, ketiga muka saya kecipratan gemuk berwarna merah darah yang memang dipakai untuk mengoles senjata.
Cerita lain, boro-boro mau "bull-eyes". Beberapa peluru yang dilepaskan, tak satupun mengenai sasaran. Bapak yang biasa tepat menembak (ini memang kemampuan khusus para Brimob), mengatakan sulit untuk membidik dengan mengganakan senjata ini. Maklum baru pertama kali pakai. Sejak itu timbul gurauan, kalau menggunakan AK-47 bidik sasaran di kaki, nanti kan kepalanya yang tembus.
Senapan serbu legendaris AK-47, yang dibuat oleh Michail Kalashnikov (dan saya selalu salah baca kalasinov) sekarang berusia 87 tahun. Seperti kita tahu AK-47 dipegang mulai gerilyawan yang berusaha membebaskan negerinya sampai ke terroris. Lho kok menciptakan senjata, asal masalnya gimana sih jendral? Michail Kalashnikov pernah dirawat dirumah sakit akibat luka yang dideritanya ketika tentara Jerman meroket tank yang dikendarainya. Sejak keluar dari rumah sakit, ia seperti frustrasi melihat kekalahan demi kekalahan dialami tentara Merah Rusia melawan Jerman. Lalu dia melihat bahwa tentara Nazi selalu menang dimedan perang lantaran mereka memiliki senapan serbu yang otomatis. Dari frustrasi melawan Nazi, lahirlah senjata otomatis yang ia beri nama Avtomat Kalashnikov-47. Angka 47 adalah tahun pembuatannya. Jadi selama enam tahun ia memendam frustrasinya atas kekalahanya melawan Nazi. Dan sampai sekarang diperkirakan 100 juta pucuk sudah dipakai oleh dunia, mulai yang dunia gelap maupun dunia terang.Bahkan ia memberikan lisensinya kepada negara komunis sekutunya yaitu Cina, Korea Utara, Jerman Timur dan Polandia.
Menurut perusahaan pembuatnya Izhmash di pegunungan Ural sana, ada lebih dari 1 triliun senjata sudah dicopy berdasarkan cetak biru AK-47.
Memang ada saingannya yaitu M16 - mohon maaf ini tidak ada urusannya dengan Mikrolet Jakarta. M16 buatan Eugene Stoner ini memang lebih ramping dan canggih, namun bicara operasi di rawa, hujan lebat di hutan dan badai gurun, senjata bak lesu buyung.
Dengan AK-47 anda boleh berendam dirawa semalaman mengintip musuh. Begitu diceklik, peluru dijamin meletus. Itulah fungsi utama sebuah senpi, idaman setiap militer profesional. "Kalau mau contoh hidup, lihat di TV, ketika tentara Amerika dengan persenjataan lengkap, machine gun yang modern ternyata "mati kutu" ketika dipakai di gurun sampai-sampai diam-diam Pentagon harus beli AK-47 untuk mempersenjatai tentara Iraq baru," katanya setengah promosi. Ia juga sangat membanggakan kesederhanaan bentuk AK-47 namun sangat terpercaya. Apalagi senjatanya kini sudah dimodifikasi dengan pelontar granat.
Kata-katanya ini dikutip oleh Nicolas Cage dalam filem Lord of War, sebagai senjata yang tetap hebat didalam lumpur atau didalam pasir, mudah digunakan, sekalipun oleh anak-anak.
Jendral ini ternyata tidak langsung bisa menikmati profit apalagi loyalti lantaran dia masih dinegara Sovyet. Apalagi tahun 1991 ia gagal mengajukan hak patennya. Beruntung, pak Jendral saat Sovyet terpecah belah, ia leluasa menerima upah jerih payahnya, sehingga namanya sekarang dipakai untuk urusan payung, pisau lipat, jam dan Vodka. Vodka Kalashnikov dengan serta merta mengiklankan produknya sebagai satu-satu minuman pengubah dunia. Jadi hidupnya sekarang lebih dari berkecukupan. Apalagi akan diluncurkan mobil militer Jeep ala Rusia, dengan nama Kalashnikov, dari pembuatnya Lada.
Ada yang berubah dari Jendral yang masih kepala bagian perencanaan di negerinya ini. Setelah kesehatannya menurun, ia meminta badan Internasional agar memperketat aturan jual beli senjata. Dengan didukung 50 negara besar, akan keluar peraturan untuk tidak menjual senjata kepada negara-negara yang dianggap Internasional melanggar hak azasi manusia. "Saya bangga melihat ciptaan saya pada tahun 1941 dipakai oleh tentara yang profesional membela negara, tapi kalau melihat senjata tersebut dipakai membunuh orang tak berdaya, saya menjadi marah dan menyesal mengapa menciptakan senjata itu," kata anak petani Kurya yang lahir pada 10 November 1919.
"Sekalipun kadang saya menghibur diri dengan mengatakan, ciptaan saya 40 tahun itu dulunya kan dipakai untuk mempertahankan negaraku. Bukan tujuan berbuat aniaya..." Demikian pesannya dalam kongres Amnesty International baru-baru ini.
Mau tahu mudahnya mendapatkan AK47?
Salah satu adegan filem Lord of War menggambarkan tumpukan senjata AK47 paska perang dingin, sang produser terpaksa harus membeli 3000 pucuk senjata tersebut guna keperluan shooting. Selesai shooting, senjata dijual kembali dengan harga discount lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar